Keluarlah dari pekerjaan, sekarang juga!

Bagi setiap orang, alasan untuk keluar pekerjaan (sebagai karyawan) bisa bermacam-macam. Ada yang memang karena dikeluarkan dari pekerjaannya... bisa karena memang sudah waktunya keluar alias sudah masuk pensiun, bisa karena dikeluarin alias di-PHK ... namun bisa juga keluar sendiri alias resign karena pertimbangan personal...

Kalau saya masuk ke alasan terakhir, makanya saya ajak anda untuk jangan takut keluar dari pekerjaan. Bila perlu sekarang juga!

Sering beberapa teman menanyakan, kenapa resign? Toh sudah relatif nyaman dengan posisi pekerjaan yang sekarang. Tinggal datang, masuk kantor, sibuk ini itu, suruh staf ini-itu, lapor bos ini-itu (kalo ditanya), trus pulang deh.... mobil kantor dikasih, supir siap, tunjangan ada, bonus ga kelewat, rapat atau training (yg seringkali lebih seperti rekreasi) dalam/luar kota sudah terprogram, jalan2 keluar negeri tiap tahun sudah pasti dan remunerasi lain-lain sepertinya sudah memadailah untuk hidup layak... Namun demikian, jujur seringkali saya merasa belum mendapatkan apa yang saya cari... Bukannya semata kepuasan kerja yang saya cari, namun keselarasan antara nilai kerja dengan nilai pribadi, keselarasan antara kata hati dengan perbuatan, keselarasan antara apa yg baik untuk diri pribadi dan keluarga dengan pekerjaan... sejatinya merupakan hal yang saya idamkan...

Umumnya dalam dunia kerja, paling tidak selama apa yang saya alami... semua reward dan benefit yang ditawarkan & bisa kita dapatkan di dunia kerja tentunya karena ada 'sesuatu' yang kita pertukarkan untuk itu... bukan sekedar pengetahuan, ketrampilan & kompetensi kita dalam bekerja, tapi juga kemampuan kita dalam mengelola karir... seorang yg kompeten dalam pekerjaannya namun tidak mampu mengelola karirnya dengan baik biasanya dalam perjalanan pekerjaannya tidak akan optimal....

Nah, dalam aspek mengelola karir inilah kadang ada hal-hal yang bila tidak disiasati dengan baik akan berbalik menjadi bumerang... trik-trik karir secara personal tentang bagaimana kita mengelola hubungan dengan kolega, atasan-bawahan dan lain sebagainya harus kita dalami... bahkan, atas nama karir, terlibat dalam intrik politik kantor juga harus bisa kita kuasai dengan baik... Jujur, inilah yang kadang membuat kita alpa, apa sih esensi bekerja itu? Apakah dengan pekerjaan dan karir yang baik otomatis membuat kita menjadi orang yang lebih baik? Kadang kita lupa, bahwa posisi yang kita dapatkan itu bisa jadi karena pengorbanan anak buah/bawahan kita dan kekalahan kolega kita dalam persaingan merebutnya. Lantas, kalau sudah begini, dimana rahmat/berkah dari pekerjaan itu? Kepada siapa? Apakah kehadiran kita di tempat kerja memberi manfaat bagi orang-orang sekeliling kita, atau justru membuat orang menjadi tidak nyaman?

Belum kalau kita berpikir lebih jauh lagi... jangan2 situasi tersebut memang diciptakan? Ada yang mengatur. Sehingga kita seolah sudah seperti tikus percobaan yg diberi umpan untuk terus berlari mengejar harapan, menaik menapaki tangga karir, sebenarnya demi untuk keuntungan siapa??

Saya percaya, mungkin tidak semua perusahaan memperlakukan karyawannya seperti demikian. Ada yang concern dengan dinamika nilai pribadi dengan perusahaan, sehingga diarahkan untuk terjadinya suatu sinergi. Namun saya juga yakin, tingkatan perusahaan yang seperti demikian tidaklah banyak, beruntunglah bagi anda yang bekerja dalam perusahaan seperti demikian.

Kembali kepada motivasi saya untuk resign, bagi saya pertimbangannya adalah:
1) Bosan menjadi korban.... Saya dengan penuh kesadaran tidak mau terjebak menjadi corporate rat yg mengejar sesuatu namun tidak jelas apa yang dikejar.
2) Waktu yang tergadaikan... ada 3-4 jam tiap hari waktu yang saya habiskan di jalan hanya untuk pergi-pulang kantor, belum waktu2 perjalanan selama jam kantor misalnya kalau bertemu klien atau ada meeting. Rasanya menghabiskan nyaris tiap harinya di jalanan membuat saya membayangkan betapa tidak efisiennya hidup ini, mau cari apa di jalan? Belum lagi waktu yang habis bila ada pekerjaan atau meeting yang mengambil waktu normal... Paling tidak rata2 12 jam sehari habis diluar! Blm termasuk tugas luar kota dll...
3) Konflik bathin... seringkali dalam pekerjaan, saya bertemu dengan orang dan situasi yang membuat saya harus membuat keputusan... dan dalam proses pengambilan keputusan, umumnya nilai yang saya jadikan acuan adalah nilai2 diluar saya... artinya apa? kita tidak bebas menentukan keluaran/hasil karena sebagai karyawan tentunya yang baik adalah yang sesuai dengan aturan & nilai perusahaan. Iya kalo sesuai dengan nilai pribadi, kalau tidak? Telanlah...
4) Kebahagiaan... Alasan kita bekerja awalnya adalah untuk kebahagiaan keluarga, namun ketika kita bekerja, alasan 'kebahagiaan' ini menjadi mimpi di siang bolong... bagaimana kebahagiaan bisa dicapai kalau kita sering mengorbankan 'kepentingan' keluarga dengan alasan pekerjaan? Apakah dapat membantu anak belajar mengerjakan PR-nya tidak lebih penting dibanding mempersiapkan presentasi utk meeting?
5) Ada kehidupan di luar sana selain menjadi karyawan... akibat proses indoktrinasi pendidikan baik di sekolah maupun melalui pranata keluarga, ternyata menjadi karyawan atau orang gajian seringkali menjadi tujuan hidup utama setiap orang terutama setelah menyelesaikan pendidikannya... namun ternyata, banyak orang yang hidup jauh lebih baik dengan tidak menjadi karyawan, bahkan mempekerjakan karyawan, so kenapa saya tidak menjadi salah satu dari orang itu??
6) Peluang menebar rahmat... dengan tidak menjadi karyawan, selanjutnya menjadi wirausaha atau pengusaha, peluang memberi rahmat kepada khalayak yang lebih luas sangat terbuka, minimal kita membantu menciptakan pekerjaan untuk orang lain, lebih lanjut lagi bisa memastikan bahwa iklim kerja untuk karyawan kita dan keluarganya lebih baik lagi.

Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menemukan alasan anda sendiri?